Monday, March 10, 2014

Mencintai Kaum Anshar



Nabi Muhammad -shallallahu alayhi wa sallam- sendiri telah mengatakan:

آيَةُ الإِيمَانِ حُبُّ الأَنْصَارِ، وَآيَةُ النِّفَاقِ بُغْضُ الأَنْصَارِ

"Tanda keimanan adalah mencintai (kaum) Anshar, dan tanda kemunafikan adalah memurkai (kaum) Anshar."

Hadits di atas diriwayatkan oleh al-Bukhary (w. 256 H), dalam "ash-Shahiih", no. 17 dan 3784, dari jalur Syu'bah bin al-Hajjaj. Pula diriwayatkan oleh Muslim (w. 261 H), no. 74, dari jalur Syu'bah.

Syaikh Musthafa Deib al-Bugha mendefinisikan "al-Anshar" dengan:

Secara bahasa adalah bentuk plural dari Naashir (ناصر) dan Nashiir (نصير), yang berarti: penolong.

Tuesday, January 21, 2014

Bertaruh Tengsin...Mengungkap Kelalaian Ustadz Muhammad Ma’ruf Khazin

[MUQADDIMAH]

Hari ini Allah telah suratkan takdir hamba membaca risalah ‘ilmiah’ teranyar karya Ustadz Muhammad Ma’ruf Khazin –semoga Allah menjaganya- dalam muslimedianews.com. Beliau adalah anggota LBM NU Jawa Timur. Judul risalah beliau adalah ‘Syaikh Albani 'Ahli Hadis' Berdusta Dalam Hadits Qunut?’ Bolehlah kiranya jika pembaca risalah kecil hamba ini menoleh sejenak di:



Secara lahiriah, risalah beliau tampak begitu ilmiah, namun secara batiniah, ia memiliki celah salah. Jika tinjauan judul ditambah, maka kesalahan semakin parah. Akhirnya secara alamiah, hamba yang masih perlu bimbingan ini, menulis risalah ini untuk melakukan sebuah islah, karena ada salah yang perlu disanggah.

Dimulai dari judul, hamba kurang meridhai hingga ada 4 yang ingin dikritisi:

[1] Yang lebih tepat adalah al-Albany, bukan Albany. Namun, ini tidak begitu bermasalah.

Friday, January 17, 2014

ADAB MUFRAD : Hadits 3: Berbakti pada IBU (Dirasat Makna)

[SANAD & MATAN]

Al-Bukhary: Telah ceritakan pada kami Abu Ashim, dari Bahz bin Hakim, dari ayahnya, dari kakeknya, 'Aku berkata: 'Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku berbakti?' Beliau bersabda:

أُمَّكَ

"Ibumu!"

Aku berkata, '(Lalu) kepada siapakah aku berbakti?' Beliau bersabda:

أُمَّكَ

"Ibumu!"

Aku berkata, '(Lalu) kepada siapakah aku berbakti?' Beliau bersabda:

أُمَّكَ

"Ibumu!"

Aku berkata, '(Lalu) kepada siapakah aku berbakti?' Beliau bersabda:

أَبَاكَ، ثُمَّ الْأَقْرَبَ فَالْأَقْرَبَ

"Ayahmu, lalu orang yang terdekat, lalu yang terdekat."

 [PENJELASAN KATA]

Thursday, January 16, 2014

"Tak Ada Sedekah Yang Serupai Sedekah Ilmu?"

  
[Sanad & Matan]

Dalam al-Mu'jam al-Kabiir oleh ath-Thabrany, disebutkan:

Telah ceritakan pada kami Abdul Aziz bin Muhammad bin Abdullah bin Ubayd bin Aqil al-Muqri', telah ceritakan pada kami Ibrahim bin Salm al-Hujaymy, telah ceritakan pada kami Awn bin Umarah, telah ceritakan pada kami Abu Bakr al-Hudzaly, dari al-Hasan, dari Samurah bin Jundub, ia berkata: Telah berkata Rasulullah:

" مَا تَصَدَّقَ النَّاسُ بِصَدَقَةٍ مِثْلَ عِلْمٍ يُنْشَرُ "

"Tidaklah manusia bersedekah dengan sebuah sedekah (yang sebanding dengan) ilmu yang disebar."

 [Rijal Sanad Hadits]

RASULULLAH <== Samurah bin Jundub [1] <-- al-Hasan [2] <-- Abu Bakr al-Hudzaly [3] <-- Awn bin Umarah [4] <-- Ibrahim bin Salm al-Hujaymy [5] <-- Abdul Aziz bin Muhammad bin Abdullah bin Ubayd bin Aqil al-Muqri' [6] <== ATH-THABRANY

ADAB MUFRAD : Hadits 3: Berbakti pada IBU (Dirasat Rijal)


[SANAD & MATAN]


Al-Bukhary: Telah ceritakan pada kami Abu Ashim, dari Bahz bin Hakim, dari ayahnya, dari kakeknya, 'Aku berkata: 'Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku berbakti?' Beliau bersabda:
أُمَّكَ
"Ibumu!"
Aku berkata, '(Lalu) kepada siapakah aku berbakti?' Beliau bersabda:
أُمَّكَ
"Ibumu!"
Aku berkata, '(Lalu) kepada siapakah aku berbakti?' Beliau bersabda:
أُمَّكَ
"Ibumu!"
Aku berkata, '(Lalu) kepada siapakah aku berbakti?' Beliau bersabda:
أَبَاكَ، ثُمَّ الْأَقْرَبَ فَالْأَقْرَبَ

"Ayahmu, lalu orang yang terdekat, lalu yang terdekat."

[DIRASAT RIJAL]

Suara Rakyat

Beberapa di antara kaum yang berusaha mengikuti Sunnah Nabi dan tidak bertaqlid buta saling berselisih perihal hukum berdakwah di layar televisi. Saya maksudkan kemutlakan dari lafal 'televisi' adalah tanpa taqyid, atau keumumannya tanpa pengkhususan. Yakni: Apakah boleh menggunakan video sebagai media dakwah?

Garis besar menceritakan bahwa ada dua pendapat bertentangan. Satunya mengharamkan sama sekali, dan selainnya mempersilakan, dengan tinjauan maslahat dan alasan lainnya. Syukurlah, pihak kedua adalah mayoritas. Sama seperti perbedaan pendapat dalam membuat organisasi, yayasan dan semacamnya. Satunya mengharamkan benar-benar, dan selainnya mempersilakan, dengan tinjauan maslahat dan alasan lainnya.

Wednesday, January 15, 2014

Katakan: 'Saya Tidak Tersenyum pada Sembarang Orang'

Memulai tulisan kecil ini, saya ingin memberikan sebuah sample yang parah. Pezina. Arabicnya: 'az-zaaniyah' (الزَّانِية). Ada pertanyaan:

'Ada ayat ke-2 di Surat an-Nuur berbunyi awalnya:

ٱلزَّانِيَةُ وَٱلزَّانِى فَٱجْلِدُوا۟ كُلَّ وَٰحِدٍۢ مِّنْهُمَا مِا۟ئَةَ جَلْدَةٍۢ

"Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera."

Kenapa kok didahulukan az-zaaniyah (perempuan pezina) dibanding az-zaany (laki pezina)?'

Asy-Syawkany (w. 1250 H) menjawabnya dengan 4 kemungkinan (dengan ungkapan versi saya):

[1] Karena pada zaman turunnya ayat itu, pezina wanita lebih banyak daripada lelaki; bahkan mereka (para pezina dari kaum wanita) memberikan bendera di pintu-pintu rumah mereka yang menandakan mereka 'ready'. Kiaskan dengan gaya mereka di zaman sekarang.

[2] Karena perempuan dalam kasus zina, adalah ASAL dari perbuatan. Maksudnya: penyebabnya pada dasarnya ya mereka.

[3] Karena syahwat dalam perempuan umumnya lebih banyak.

[4] Karena yang 'telanjang' dari perempuan jauh lebih banyak dari laki-laki.

Lihat Fath al-Qadiir, (4/6). Dan keempatnya bisa dikatakan berlaku sampai sekarang.

Apa korelasinya dengan "Saya Tidak Tersenyum pada Sembarang Orang?"